Selasa 28 mei 2013 08:50
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Karyawan
melintas di dekat monitor yang menunjukkan pergerakan indeks harga
saham gabungan (IHSG) di galeri Mandiri Sekuritas, Jakarta Pusat, Jumat
(19/4/2013). Pada sesi penutupan, indeks terkoreksi 14,18 poin atau 0,28
persen ke level 4.998,46, pada awal perdagangan indeks sempat menembus
level tertinggi 5.023,71 tetapi posisi itu tak berlangsung lama karena
indeks langsung terkena aksi profit taking yang mendorongnya kembali
jatuh di bawah 5.000. Sepanjang hari ini, indeks bergerak fluktuarif
pada kisaran 4.985,97-5.023,71. TRIBUNNEWS/HERUDIN
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pergerakan IHSG
pada perdagangan awal pekan ini, Senin (27/5/2013) terlihat kembali
ditutup dalam teritori negatif setelah kembali mengalami koreksi lebih
dari 1 persen. Hal ini dipengaruhi oleh nihilnya katalis dari domestik
serta penutupan bursa AS di akhir pekan lalu yang cenderung flat.
Sementara pelemahan bursa Eropa dipengaruhi oleh kekhawatiran investor
global akan potensi pengurangan atau bahkan penghentian QE3 Juni
mendatang.
Teuku Hendry Andrean, Research Analyst PT Danpac Sekuritas, mengatakan pelemahan IHSG
didorong oleh pelemahan hampir keseluruhan sektor industri dalam IHSG,
dimana hanya ada dua sektor industri saja yang masih mampu ditutup
positif yaitu sektor Properti dan Perkebunan yang ditutup menguat 0,60
persen dan 0,36 persen.
Investor asing terlihat membukukan net selling dengan jumlah yang
cukup signifikan yaitu Rp 1,3 triliun pada perdagangan kemarin.
Bursa global pada perdagangan semalam ditandai oleh liburnya bursa AS
dan Inggris dan ditandai oleh penutupan positif bursa Jerman dan
Prancis namun dengan volume perdagangan yang tipis.
Volume perdagangan yang tipis di bursa-bursa Eropa tersebut
dipengaruhi oleh minimnya katalis yang beredar di pasar dan sikap
investor yang masih cenderung berhati-hati terhadap potensi pengurangan
ataupun penghentian QE3 AS Juni mendatang.
Ia memperkirakan investor AS akan mencermati data Indeks Keyakinan
Konsumen (Consumer Confidence) per Mei yang menurut konsensus
diperkirakan akan mengalami peningkatan dari 68,1 di bulan April menjadi
72,5 dibulan Mei.
"Jika data aktual ekonomi AS tersebut sesuai dengan level konsensus
maka bursa AS kami perkirakan berpotensi mengalami technical rebound
malam nanti," kata Hendry.
"Untuk perdagangan hari ini bursa Asia kami perkirakan akan kembali
bergerak mixed dipengaruhi oleh minimnya petunjuk dari bursa AS yang
ditutup karena libur nasional semalam," jelasnya.
Sementara IHSG
diperkirakan akan cenderung melanjutkan tren konsolidasinya dipengaruhi
oleh minimnya katalis yang ada baik dari domestik maupun eksternal
dipengaruhi oleh liburnya bursa AS semalam.
"IHSG kami perkirakan akan bergerak pada kisaran level support 5.043 - 5.047 dan level resistance 5.117 - 5.131," kata Hendry.
Stock Pick
PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
Last Price 18.000
Hold
Support Level : 17.700 - 17.850
Resistance Level : 18.300 - 18.600
PT Astra internasional Indonesia Tbk (ASII)
last Price 7.000
Hold
Support Level : 6.850 - 6.950
Resistance Level : 7.150 - 7.250
PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
Last Price 1.540
Hold
Support Level : 1.510 - 1.520
Resistance Level : 1.550 - 1.560
Sourceby:http://www.tribunnews.com
Post by : Rhafica Azmi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar