Kamis, 21 Februari 2013

Provisi Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi

Provisi Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/03/PSAK-57-Provisi-Liabilitas-Kontijensi-dan-Aset-Kontijensi-.pdf

Post by : Rhafica Azmi

Study Kasus Kewajiban Lancar

Contoh study kasus Kewajiban Lancar

Berikut ini adalah beberapa transaksi dari James Edwards Corp.

1. Tanggal 2 Feb. James Edwards Corp. membeli barang dari Jack Haley Corp. seharga $50.000 dan mendapat diskon tunai dengan syarat 2/10;n/30. Pembelian dan hutang dicatat pada jumlah bersih setelah diskon tunai. Faktur dibayar 26 Feb.
Penyelesaian :
2 Feb   : Pembelian                                     $ 50.000
                       Utang Usaha                                        $50.000
26 Feb : Utang Usaha                                 $ 50.000
                       Kas                                                     $50.000

2. Tanggal 1 April, membeli sebuah Truk seharga $40.000 dari GM Company dengan membayar $4.000 tunai dan menandatangani wesel 1 tahun dengan bunga 12 % atas sisa harga beli.
Penyelesaian :
1 April : Pembelian Truk                              $40.000
                       Kas                                                        $  4.000
                       Wesel Bayar                                           $36.000

              (Beban Bunga                               $360
                       Utang bunga                                           $360)
           
3. Tanggal 1 Mei, meminjam $80.000 dari Chicago National Bank dengan menandatangani wesel tanpa bunga $92.000 dalam waktu 1 tahun sejak 1 mei.
Penyelesaian :
1 Mei : Kas                                               $80.000
            Diskonto wesel bayar                    $12.000
                         Kas                                                     $92.000

4. Tanggal 1 Agustus, dewan direksi mengumumkan deviden tunai $300.000 yang akan dibayar 10 September kepada pemegang saham.
Penyelesaian:
1 Agustus : Laba ditahan                           $300.000
                         Utang deviden                                     $300.000
10 Sep     : Utang deviden                         $300.000
                         Kas                                                    $300.000

5. Tanggal 5 Desember, menerima $500 dari Phil Jackson sebagai deposito yang dikembalikan setelah beberapa perabotan yang digunakan dalam tahap produksi. dikembalikan 15 Januari.
Penyelesaian :
15 Jan : Kas                                             $500
                         Deposito yang dapat dikembalikan       $500

6. Selama bulan Desember, penjualan tunai berjumlah $834.750 yang mencakup pajak penjualan 5% yang harus dibayar ke negara pada hari ke 15 bulan berikutnya.
Penyelesaian :
15 Jan : Kas                                            $834.750
                         PPN Keluaran                                     $  39.750  (834.750 x 1,05)
                         Penjualan                                             $795.000

7. Selama tahun 2001, perusahaan tersebut terlibat perselisihan pajak dengan dinas pajak (IRS). Pengacara menyatakan bahwa mereka percaya bahwa perusahaan akan kalah dalam perselisihan tersebut. Mereka juga percaya bahwa perusahaan akan membayar kepada IRS antara $900 dan $1400. Setelah LK 2001 diterbtkan, kasus diselesaikan dimana perusahaan membayar $1200. Berapa jumlah jika ada, yang harus dilaporkan sebagai kewajiban kontijensi ini per 31 Des 2001?
Penyelesaian :
31 Des : Biaya provisi                             $1400
                        Kewajiban Provisi                                $1400
(setelah 31 Des / setelah dibayar), maka :
              Kewajiban provisi                     $1200
                               Kas                                              $1000
                               Laba ditahan                                 $  200
                 

Post By : Rhafica Azmi

Fatwa DSN


http://sharialearn.wikidot.com/fatwa-dsn

Post by : Rhafica Azmi

Minggu, 17 Februari 2013

IFRS

International Financial Reporting Standard
IFRS (International Financial Reporting Standard) adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh International Accounting Standards Board (IASB).
Laporan keuangan setiap negara tidak bisa diperbandingkan, karena memiliki standar akuntansi sendiri yang sudah ada di negara tersebut. Dengan tuntutan arus globalisasi, mau tidak mau harus ada standar yang berlaku secara Interanasional dan diterpkan untuk seluruh negara.  Sehingga IFRS dibuat agar bisa membandingkan laporan keuangan setiap negara (khususnya dalam hal investasi).
IFRS dikeluarkan oleh IASC Foundation. Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab gunan menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar barunya dengan nama IFRS.

Standar akuntansi mengacu pada Indo GAAP, yaitu SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Sejak tahun 2012 Indonesia telah mengacu pada IFRS dan beberapa PSAK telah di ubah / ditiadakan.

SAK di Indonesia berdasar pada rule based, maksudnya transaksi apapun harus berdasarkan pada PSAK. sedangkan IFRS berdasarkan principle based, maksudnya transaksi apapun sesuai / tergantung pada prinsipnya (praktek).

Di Indonesia sudah ada beberapa perusashaan yang memakai standar IFRS. tetapi hanya pada peusahaan Tbk. sedangkan perusahaan selain Tbk menggunakan PSAK ETAP (Entitas tanpa Akuntabilitas Publik).

Post by : Rhafica Azmi